Powered by Blogger.
RSS

The Third



Kamu bilang kamu lelah. Kamu bersandar di bahuku. Kamu gak tahu kalau saat itu garis dadaku terbuka dan jantungku membuncah keluar. Aku seorang wanita, bahuku tak cukup kuat untuk menopang kepala seorang pria. Jika kau orang lain sudah kuhentak bahuku itu. Namun karena itu kau Ara*, ya kau Ara, aku menguat-nguatkan bahuku, dan semuanya, jantungku, hatiku, tulang rusukku, tubuhku, untuk menopangmu di saat kau rapuh.

"Aku capek, Lyra*," kata-kata yang sama untuk ke sekian kalinya.

"Ya kau udah bilang itu berkali-kali Ara," kataku sambil menambahkan sedikit tawa (agar terkesan lucu).

Kau mengangkat kepalamu, berpaling padaku dan menatapku (aku berdoa semoga kau tidak melihat kulit wajahku yang meleleh karena tatapanmu yang bagai panah api itu).

"Maaf aku selalu mengeluh padamu, tapi sesakit apapun aku, aku selalu mencintai Vela*. Pada setiap waktu yang kujalani, pada tiap tempat yang kudatangi, dan jalan yang kulalui. Mau berapa kali dan sebanyak apapun dia men-dua, men-tiga, atau meng-empatkan-ku aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini dalam hatiku. Aku telah terjebak dalam pesonanya dan mabuk oleh kata-katanya yang bagai nyanyian, sehingga aku selalu memaafkannya. Aku ingin ia tahu, di atas semua itu, akulah yang terbaik baginya."

"Dan sekarang udah keberapa kali dia membuat janji untuk tidak berbuat kesalahan lagi?"

"Tak terhitung."

"Begitulah cinta Ra, mengurung, memenjarakan, namun sebagai tahanan kita sendiri tak ingin keluar dari penjara itu. Kita hanya menikmatinya, mencintai dengan segenap hati, walau tak mendapatkan apa yang kita inginkan."

Ara tersenyum padaku lalu mengecup rambutku dengan lembut, selembut kecupan angin, dan memelukku erat.

"Makasih Ly, kamu selalu menguatkan aku. Hatimu adalah taman tempat aku beristirahat dan mendapatkan lagi kekuatan serta kebahagiaanku. Kata-katamu bagai titah ratu yang menentramkanku. Kadang aku merasa kamu adalah orang yang paling dan sangat kucintai, bahkan lebih dari cintaku pada Vela. Kamu sahabatku yang terbaik dan kamu sangat bijaksana. Kamulah Athena*-ku."

Aku tersenyum padamu, bagai Aphrodite. Umm.... Athena? boleh juga.

"Halo, seperti biasa kalian lagi curhat-curhatan ya?" Vela datang tiba-tiba dan mengagetkan kami, "Jadi jalan kan, sayang?" katanya pada Ara.

"Sure!" Ara tersenyum penuh semangat, lalu berbisik padaku, "kami pergi dulu Ly, sekali lagi terimakasih, you're the best!" ia mengedipkan sebelah matanya.

Aku mengangguk dan tersenyum, "OK, Bye!"

Sepasang sejoli itu berlalu dari hadapanku.

Aku berbalik dan mengulang kata-kataku sendiri, di dalam hati, "Begitulah cinta Ra, mengurung, memenjarakan, namun sebagai tahanan kita sendiri tak ingin keluar dari penjara itu. Kita hanya menikmatinya, mencintai dengan segenap hati, walau tak mendapatkan apa yang kita inginkan."

Dan sesungguhnya aku pun telah terpenjara olehmu Ara. Aku tak bisa melepaskan diri. Namun kau tidak tahu Ara, orang yang semacam aku ini akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, yaitu kamu, Ara.

Diantara mereka aku adalah yang ketiga, the third, seorang peran pendukung dalam cerita-cerita cinta. Namun tiada yang menyadari, sesungguhnya akulah Sang Pemegang Kunci. Sekali aku memutar kunci, maka kisah Ara dan Vela tak akan ada lagi, musnah, berganti dengan kisah Ara..., dan aku, Lyra.

Aku mulai menimbang-nimbang, kapan ya aku akan mulai memutar kunciku?

Baiklah, aku mengaku, aku adalah Hera*, yang bertopeng Aphrodite, dan berbicara bagai Athena.


-fin-

keterangan: 
Ara, Lyra, dan Vela,  merupakan nama-nama rasi bintang. 
Aphrodite, Athena, dan Hera, adalah nama-nama Dewi dalam mitologi Yunani
Aphrodite, Dewi Cinta dan Kecantikan
Athena, Dewi Kebijaksanaan
Hera, Dewi Pernikahan, istri Zeus (Dewa Tertinggi), adalah pencemburu buta yang dengan kelicikannya mampu melakukan apa saja untuk memenuhi segala keinginannya.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Raksaka Nala said...

Aku suka tulisan ini. Memang benar, setiap manusia akan "memiliki beberapa wajah". kalau banyak yang mengistilahkannya dengan 'topeng' (ada juga yang bilang alter ego), menurutku tidak begitu. "Beberapa wajah" itu sendiri adalah bagian dari seseorang. Manusia terdiri dari 3 bagian:
1. Wajah yang dia pake saat dia ingin dilihat secara ideal oleh orang lain
2. Wajah yang dia pakai saat berhadapan/bereaksi pada perlakuan dari orang lain
3. Inti/core : cetakan dasar/watak yang 'mendrive' perilakunya secara tak sadar.

Ketiganya bukan topeng, ketiganya akan dimiliki seseorang, kadang seseorang itu sadar, kadang tak sadar.

Post a Comment

Silakan berikan komentar Anda mengenai postingan ini, terima kasih :)

Silakan mengisi buku tamu :)