ilustrasi foto dari: complexatbest.com |
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan
kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak
diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi
adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa
tidak nyaman akibat obsesi.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan kelainan kepribadian
obsesif-kompulsif.Penyakit ini terjadi pada 2,3% dewasa. Dan Penyebabnya tidak
diketahui. Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran,
keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk
melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan
disengaja. Ritual dilakukan untuk mengendalikan suatu obsesi dan bisa berupa: mencuci atau membersihkan supaya terbebas dari pencemaran, memeriksa untuk menghilangkan keraguan, menimbun untuk mencegah kehilangan, menghingdari orang yang mungkin menjadi obyek penyerangan.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci
tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan
bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya
menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang
dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang
akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut. Penderita yang
merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika
dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi
tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke
dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak
mencerminkan resiko yang nyata.Mereka menyadari bahwa perilaku fisik dan
mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.Penyakit obsesif-kompulsif
berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan
kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka
melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Dan sekitar sepertiga penderita
mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
1. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan penuturan penderita
mengenai perilakunya.
2. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan penyebab fisik
dan penilaian psikis dilakukan untuk menyingkirkan kelainan jiwa lainnya.
3. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan wawancara berdasarkan
kuosioner Skala Obsesif-Kompulsif.
Untuk pengobatannya yakni dengan terapi pemaparan yaitu sejenis
terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi penyakit ini. Penderita dihadapkan
kepada situasi atau orang yang memicu timbulnya obsesi, ritual maupun rasa
tidak nyaman. Rasa tidak nyaman atau kecemasan secara bertahap akan berkurang
jika penderita mencegah dirinya melakukan ritual selama dihadapkan kepada
rangsangan tersebut. Dengan cara ini, penderita memahami bahwa untuk
menghilangkan rasa tidak nyaman tidak perlu melakukan ritual.
Obat-obatan yang efektif untuk mengatasi penyakit
obsesif-kompulsif adalah klomipramin, fluoksetin dan fluvoksamin. Psikoterapi
dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin
melatarbelakangi terjadinya penyakit ini. Biasanya kombinasi dari psikoterapi
dan obat-obatan merupakan pengobatan yang terbaik bagi penyakit
obsesif-kompulsif.
0 komentar:
Post a Comment
Silakan berikan komentar Anda mengenai postingan ini, terima kasih :)