Powered by Blogger.
RSS

Soulmate. Nyata atau Fana?

Aku bertanya pada seseorang apakah ia percaya pada adanya soulmate --baik dalam bentuk sahabat maupun kekasih. Seseorang yang seolah satu hati dan pikiran denganmu, seolah kalian satu nyawa yang berpisah pada raga yang berbeda.

Satu hati dan pikiran, bukan berarti kalian akan selalu satu pendapat. Namun kalian seolah saling mengetahui satu sama lain --bahkan ketika kata-kata tak mampu keluar dari lisan. Apa yang kalian rasakan, apa yang kalian pikirkan, mengalir dalam ukuran yang sama. Seolah kalian adalah bagian dari suatu rangkaian seri.

Aku --orang yang begitu menyukai topik mengenai soulmate dan menjadikan Habibie-Ainun sebagai salah satu buku favorit-- merasa menjadi orang paling bodoh ketika mendengar jawabannya:
Aku baru mempercayai bahwa soulmate itu nyata ketika aku telah menemukannya.
Aku terlempar.

Aku adalah orang yang percaya pada konsep soulmate bahkan sebelum menemukannya. Bagaimana jika soulmate itu tidak ada? Maksudku, okelah jika kamu sudah menemukannya kamu akan bilang: "Ya, soulmate itu ada, Varla." Tapi itu kan nasibmu, bagaimana jika nasibku tidak? (Tidaaaakkkk *histeris gaya sinetron :D).

Aku berharap soulmate itu benar-benar ada, haruskah aku mempercayainya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Silakan mengisi buku tamu :)