Kamu tahu saat semesta terhenti?
Saat bunyi hujan yang turun seolah terbang menjauhi
gendang telinga namun suara desisnya masih saja terdengar
Saat aku membenamkan wajah ke dalam peluk dan
membiarkan benang-benang wol menghangatkan pori-pori wajahku
Dan ketika itu aku dapat mendengar dengan jelas
suara detak jantung di hadapan dahiku
Dan seolah-olah aku tidak akan pernah merasakan
kekhawatiran lagi
Sayangnya itu bukan kamu -yang telah pergi
Sayangnya itu bukan kamu -yang ketika mengingatnya-
membuat sembilu di hati terasa makin nyeri
Namun izinkanlah sejenak aku berharap kalau itu
adalah kamu
Kamu kembali
Dan dalam keheningan kita nikmati bisikan hujan
Bersama.
1 komentar:
Post a Comment
Silakan berikan komentar Anda mengenai postingan ini, terima kasih :)