Powered by Blogger.
RSS

Antara PNS dan Hasrat Diri


I'm back.
Setelah lama tidak mengisi blog akhirnya dengan gembira dan penuh syukur saya kabarkan bahwa saya telah merampungkan amanah S1 yang sempat tersendat-sendat kemarin. Blog ini menemani saya selama masa-masa sulit itu. Bahkan, blog ini pertama kali dibuat ketika saya sakit dan tidak bisa mengerjakan penelitian. Menuliskan apa yang saya rasakan baik suka maupun duka ternyata sangat meringankan beban saya dan membantu saya untuk sembuh. Walaupun pada akhirnya ketika kondisi saya sudah lebih baikan, keadaan menuntut saya untuk fokus pada amanah yang sedang saya jalani. Alhamdulillah, karena Allah Maha Besar dan Maha Menepati Janji, fase-fase itu pun telah lewat dan tergantikan dengan berkah-Nya yang luar biasa.

Anyway, sebenarnya setelah lulus ini saya hendak meneruskan cita-cita yang telah lama tertunda. Saya ingin bekerja di bidang kepenulisan semisal koran atau majalah. Lucunya semenjak kecil saya sangat ingin bekerja di majalah. Saya ingat waktu kecil saya sampai membuat majalah-majalahan sendiri dari buku tulis..., hihihi. Kavernya saya gambar sendiri, saya yang jadi redaksi, saya pula yang menulis surat-surat pembaca kepada redaksinya. Artis-artisnya juga saya yang buat sendiri, namanya Yolanda Stefani, Nana Nandika (untung bukan Caca Handika :D), entah dapat darimana nama-nama itu, dasar pengkhayal! (^,^)

Sayangnya keinginan saya tampaknya tak semulus khayalan masa kecil saya. Pertama, di kota saya belum ada kantor majalah lokal. Kedua, saya tidak bisa (dan tidak ingin) meninggalkan kota saya karena punya amanah yaitu kedua orangtua saya (mengingat posisi saya sebagai anak terakhir). Ketiga, respon dari keluarga....

Kedua orangtua dan kakak2 saya lebih condong mendorong saya untuk menjadi PNS. Saya berkata bahwa saya ingin memenuhi angan dan kehausan saya dalam bidang tulis-menulis. Katakanlah jika saya langsung mengikuti test PNS setelah ini dan langsung diterima, maka rutinitas saya tidak akan jauh beda dengan saat perkuliahan dan skripsi kemarin. Bukannya saya sangat anti dengan PNS. Saya juga tidak tahu apabila suatu hari saya ditakdirkan menjadi PNS. Namun untuk saat ini jiwa saya sangat haus untuk bekerja di bidang kreatif, saya ingin berkreasi, saya ingin berkomunikasi dengan banyak orang. Saya ingin merasa bebas dan lepas. Saya ingin menemukan jati diri saya yang telah lama hilang. Saya ingin....

Namun saya sadar saya pun harus mendengarkan mereka. Saya mengerti kenapa mereka ragu pada keinginan saya. Saya mengerti mereka tahu bagaimana kondisi saya di saat-saat sulit seperti saat perkuliahan kemarin. Mereka tidak mau saya kesulitan lagi dan mereka ingin saya hidup terjamin.

Satu sisi hati saya bertanya-tanya apakah benar dengan menjadi PNS maka hidup akan sepenuhnya terjamin dan dengan tidak menjadi PNS berarti hidup tidak terjamin serta penuh ketidakpastian? Bukankah yang memberikan rezeki itu Tuhan? Bukankah yang menjamin itu Tuhan? 

Sementara itu sisi lain dari hati saya pun sadar bahwa saya punya jiwa pemberontak, saya punya pikiran sendiri, dan terkadang saya sulit mendengarkan orang lain. Saya merasa bahwa kesulitan yang saya alami adalah akibat dari semua itu. Tiba-tiba saya pun takut akan kembali membuat pilihan yang salah.

Antara keyakinan diri dan realitas, kalau sudah begitu saya hanya menunduk diam dan bicara pada Tuhan. Kata saya, Tuhan janganlah pilihan saya menyulitkan orang-orang yang saya cintai lagi. Saya ingin membuat mereka bangga dan bahagia memiliki saya.

Hasrat yang ada di dalam diri saya pun bergejolak dan meronta-ronta. Keinginan-keinginan masa kecil saya. Betapa saya ingin berprofesi menjadi seorang penulis, seorang tenaga kreatif, bukan sekedar sambilan, namun sebagai passion sekaligus profesi. Seperti kata orang berbahagialah mereka yang pekerjaannya adalah sesuatu yang merupakan passion-nya. Berbahagialah mereka yang suka bicara dan menjadi penyiar, berbahagialah mereka yang suka berkomunikasi dan menjadi public relation, berbahagialah mereka yang suka menggambar dan menjadi pelukis. Berbahagialah mereka yang dapat memenuhi hasrat dirinya dan juga dapat hidup dari semua itu (dalam lingkup hal yang positif tentunya). 

Mimpi saya adalah -atau apakah mungkin ini kenaifan saya- saya ingin memiliki pekerjaan yang dinamis dalam arti jika telah berhasil di suatu stage saya ingin terus mengembangkan diri saya. Saya merasa diri saya tidak cocok untuk satu pekerjaan yang sama seumur hidup saya. Namun saya hanya manusia biasa yang tidak tahu jalan ke depannya, hanya bisa berusaha dan berharap pada penciptanya.

Dan teman-teman, untuk saat ini saya hanya dapat menggambarkan diri saya seperti perahu kertas yang sedang menanti kemana aliran air membawanya, seperti foto saya di atas :) Bukan sok puitis sih, tapi memang seperti itulah adanya... Saya sedang menanti petunjuk dari Tuhan akan jalan hidup saya..., bukan hanya sekedar menanti, namun diawali dengan mencari... mencari petunjuk-Nya.... 
Saya memang pernah berbuat kesalahan, namun semoga Tuhan menolong saya untuk bersikap dengan lebih baik saat ini.

Bismillah, doakan saya teman-teman.... :')



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment

Silakan berikan komentar Anda mengenai postingan ini, terima kasih :)

Silakan mengisi buku tamu :)