Powered by Blogger.
RSS

Kamu Meneguk Kopi Putih di Depanku



Aku berada di sebuah coffe shop. Adalah kamu di depanku. Sebentar, kupastikan sekali lagi kalau itu kamu. Wajah tampan itu, mata indah itu, pembawaan yang begitu kharismatik. Ah ya, itu kamu, benar itu kamu. Kamu duduk di depanku dan meneguk kopi putih itu sambil menatapku. Satu lagi yang membuatnya terasa begitu sempurna, kau tersenyum kepadaku. Ah, senyum itu. Senyum yang selama ini terasa begitu jauh, tak tergapai, kini terpampang nyata di depan mataku. Aku, dan kamu adalah hal yang jauh berbeda. Semua orang pun pasti akan setuju. Kamu sadar gak, kalau kamu begitu sempurna dan kamu punya segalanya? Wajah tampan, pekerjaan mapan, kedudukan, ban berjalan, handphone keluaran, hingar-bingar pergaulan, pandangan-kekaguman-perempuan....Ah, apa-"an" lagi ya? 
Aku cuma bisa menatapimu diam-diam dari kejauhan. Kadang dari balik pepohonan, meja-meja, atau kursi-kursian. Oh God, kamu begitu mengagumkan, bak malaikat. Dan aku cuma rumput yang kamu injak. 
Tapi aku boleh sombong sekarang. Hello World, kamu ada di depanku. Ya, kamu, yang biasanya berdepa-depa jaraknya dari mataku kini bagai sedang bertengger dan menari-nari di lensa mataku, nempel!!!

Sekali lagi kulihat baik-baik, kamu sedang meneguk kopi di depanku. Kau tersenyum kepadaku. Kau memandangiku penuh cinta dan kekaguman. Akhirnya kukatakan padamu,

"Oh aku sangat bahagia bisa berada di sini bersamamu. I'm the luckiest women in da world. I'm the queen of da world!!!"

Ugh, dunia berputar dan aku terbanting. Kamu semakin jauh dan jauh. Damn, jadi berdepa-depa lagi jaraknya dan Heeei siapa itu yang lagi sama kamu? Penuh kecantikan dan gegayaan, dengan kamu saling sesenyuman, kelihatannya kalian penuh kebahagiaan, apakah dia "putri bulan"?

Dan kalian meneguk kopi putih di depanku. Aku tahu itu putih. Aku pernah di situ.

Untuk sepersekian detik sukmaku  masuk ke dalam raga sang "putri bulan".
Lalu dengan lunglai aku pun menyeret kaki dari depan kaca etalase coffe shop itu.
Kaca etalase yang berembun oleh nafasku dan basah oleh iler-ku (maybe) entah berapa lama mukaku nempel di situ.
Cuma bisa ngeliatin aja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment

Silakan berikan komentar Anda mengenai postingan ini, terima kasih :)

Silakan mengisi buku tamu :)